Sungguh aneh. Aku tidak menyalahkan kepada kuasa, dan aku tidak menyalahkan orang tua. Memang semua orang punya keunikan masing-masing dan Allah yang menciptakan itu, suku dan bangsa. Tetapi, selalu ada saja yang berpikir pendek dan ingin memenangkan sifat egonya. Mengenai suatu hal yang kecil, dialirkan menjadi besar.
Sifat selalu positif itu adalah kunci apapun mengenai semua
masalah. Kamu tidak akan pernah tahu apapun kedepannya, mengenai bumi ini. Aku
pun hanya manusia biasa, hanya memprediksi. Hanya tuhan yang mengetahui, tiada selainnya. Maha Besar Allah.
Berbicara masalah, tidak akan pernah luput tuhan memberikan
hal tersebut. Lakukanlah apapun yang bisa kita lakukan sebaik mungkin, dan
jangan lupa untuk memakai otak. Allah punya rencana yang tidak kita ketahui.
Serahkan saja kepada yang di atas. Pacari Allah di sepertiga malam di waktu
sebelum subuh turun. Dimana matahari masih malu akan menampakan dirinya.
Masalah adalah masalah jalan yang dimana kita harus memilihnya,
berhenti atau terus mencari jalan. Dimana ada bayangan di situ ada titik cahaya.
Yakinlah, semua memiliki permasalahannya masing-masing, dan sesuai porsinya masing-masing.
Terperangkap dalam jenuh dan mengeluh, itu adalah hal bodoh.
Ketergantungan terhadap suatu hal itu mungkin boleh saja,
tetapi apakah kawan memikirkan, jikalau Ibu dan ayah kita sudah
tiada. Kemana lagi kita akan bersandar selain tuhan. Allah Rabbku. Orang tua
hanyalah perumpamaan untuk kita bersandar kepada yang maha besar, yang telah
menciptakan bumi ini dan kompleks. "Lieur" kalau kata orang sunda.
Dan maupun kepada orang yang mungkin kita sayang lainnya. Bumi
selalu berputar dan untungnya, tuhan menciptakan gravitasi. Hidup selalu
berjalan dan untungnya, tuhan selalu mengingatkan. Tidak dengan secara
langsung, tetapi dengan apa yang mau kita perbaiki untuk tidak mengeluh dan
tetap berjalan. Waallahualam..
-dari aku yang tidak tahu menulis apa
sebenernya.
Comments
Post a Comment